Macam-Macam Majas dan Contohnya
Majas |
Majas Perbandingan
1. Personifikasi
Contoh:Daun itu melambai-lambai di tepi laut.Pensil itu menari-nari di atas buku
2. Metafora
Majas metafora adalah majas yang meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk bahasa kias/ungkapan.
Contoh:
Pak Budy merupakan tangan kanan dari pimpinan perusahaan. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.
3. Asosiasi
Majas asosiasi merupakan majas yang membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.
Contoh:
Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang sangat mirip.
4. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.
Contoh:
Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.
5. Eufemisme
Majas eufemisme adalah majas dengan gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus.
Contoh:
Shinta adalah wanita tuna susila. Wanita tuna susila adalah kata pengganti pelacur..
6. Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang menyandingkan suatu merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.
Contoh:
Sri ke jakarta naik garuda. Garuda memiliki arti merek pesawat terbang..
7. Simile
Simile adalah majas yang pengertiannya hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan, ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.
Contoh:
Ocehanmu bagaikan induk ayam yang sedang mengeluarkan telur.
8. Alegori
Majas alegori adalah majas yang menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.
Contoh:
Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.
9. Sinekdok/Sinekdot
Majas sinekdok atau sinekdot terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.
Contoh:
Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.
Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.
10. Simbolik
Majas simbolik adalah gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.
Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai berikut.
1. Litotes
Majas litotes berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang sebenarnya adalah yang sebaliknya.
Contoh:
Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk memiliki artian sebagai rumah.
2. Paradoks
Majas paradoks yaitu majas yang membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikannya.
Contoh:
Di tengah hiruk pikuknya pasar, aku merasa sendiri.
3. Antitesis
Majas antitetis adalah majas yang memadukan pasangan kata yang artinya bertentangan.
Contoh:
Film tersebut disukai oleh tua-muda.
4. Kontradiksi Interminis
Majas kontradiksi interminis adalah majas yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja
Contoh:
Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.
Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun perilaku dan kondisi. Jenis ini terbagi menjadi tiga subjenis, yaitu sebagai berikut.
1. Ironi
Majas ironi adalah majas yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.
Contoh:
Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.
2. Sinisme
Majas sinisme adalah majas yang menyampaikan sindiran secara langsung.
Contoh:
Suaramu keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.
3. Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas yang menyampaikan sindiran secara kasar.
Contoh:
Kamu hanya sampah masyarakat tahu!
Majas Penegasan
Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Jenis ini dapat dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut.
1. Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan tidak efektif, namun memang sengaja untuk menegaskan suatu hal.
Contoh:
Para ibu-ibu sekalian, dimohon untuk datang tepat waktu.
2. Repetisi
Majas repetisi adalah majas yang mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.
3. Retorika/Retoris
Majas retorika/retoris adalah majas yang memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab.
Contoh:
Kapan pernah terjadi harga barang kebutuhan pokok turun pada saat menjelang hari raya?
4. Klimaks
Majas klimaks adalah majas yang mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.
Contoh:
Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya memiliki asuransi kesehatan.
5. Antiklimaks
Majas antiklimaks berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah.
Contoh:
Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggi di dusun seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing.
6. Pararelisme
Majas paralelisme adalah majas yang biasanya terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Namun, jika kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora.
Contoh
Kasih itu sabar.
Kasih itu lemah lembut.
Kasih itu memaafkan.
7. Tautologi
Majas tautologi adalah majas yang menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran.
Contoh:
Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling menyayangi.